Connect with us

RUU Trump Disahkan: "Hadiah Ulang Tahun Amerika" yang Membuat Geleng-geleng

Donald Trump mungkin belum berhasil menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina seperti yang ia gembar-gemborkan dalam kampanyenya. Tapi jangan salah, di dalam negeri, ia baru saja meraih sebuah kemenangan besar yang mungkin lebih membekas dari sekadar janji diplomatik.

Sebuah rancangan undang-undang (RUU) yang ia sebut sebagai "besar dan indah" telah resmi disahkan oleh Kongres Amerika Serikat. Trump menyebutnya hadiah ulang tahun untuk Amerika. Dan bukan main-main, ia benar-benar mengemasnya seperti sebuah pesta kemenangan.

Tidak ada hadiah ulang tahun yang lebih baik untuk Amerika daripada kemenangan fenomenal yang kita raih beberapa jam lalu, katanya penuh semangat dalam pidato pada 3 Juli 2025 di Des Moines.

Bagi Trump, ini lebih dari sekadar lembaran hukum. Keberhasilan ini merupakan manifestasi dari visinya untuk "Make America Great Again" versi terbaru. Isinya? Peningkatan anggaran militer, tambahan dana besar untuk deportasi, dan pemotongan pajak senilai $4,5 triliun.

Nah, kalau kamu warga Amerika, sudah pasti ini akan memengaruhi hidupmu secara langsung. Tapi pertanyaannya, kenapa kita yang tinggal di luar Amerika juga perlu peduli? Jawabannya sederhana: karena RUU ini tidak hanya berdampak di Amerika. Dunia luar juga akan merasakan getarannya. Mulai dari investor global, pekerja migran, hingga industri energi bersih. Semuanya akan terdampak.

Investor, Bersiap-siaplah

Mari kita mulai dari para investor. Apakah kamu berinvestasi di pasar AS, atau sekadar mempertimbangkannya? Kalau iya, ada kabar kurang menyenangkan. RUU ini diprediksi akan menambah utang nasional AS hingga lebih dari $4 triliun. Bukan jumlah yang kecil, dan pastinya bukan sesuatu yang akan terjadi dalam semalam—tapi arahnya sudah jelas ke sana.

Trump menggelontorkan banyak uang lewat pemotongan pajak dan peningkatan belanja pemerintah. Hasilnya? Pemasukan negara menyusut, tapi pengeluaran justru naik drastis. Ini membuat utang AS makin tidak stabil.

Saat ini, utang nasional Amerika hampir menyentuh angka $37 triliun. Dulu, obligasi AS dianggap sebagai instrumen investasi paling aman di dunia—rating-nya triple-A. Tapi sekarang? Pada Mei lalu, lembaga pemeringkat Moody’s menurunkannya ke AA1. Langkah ini dinilai sebagai respons terhadap kebijakan Trump yang boros dan suka perang dagang.

Dan anehnya, Trump bukannya mundur—justru makin percaya diri dengan gaya kepemimpinannya itu. Buat investor, ini jadi sinyal: hati-hati, ada risiko baru yang harus dihitung ulang.

Pekerja Migran: Kirim Uang Sekarang Kena Pajak

Sekarang kita bicara soal para pekerja migran di Amerika. Ini termasuk jutaan orang dari berbagai negara—Indonesia, Meksiko, Filipina, India, dan lainnya—yang bekerja di AS dan mengirim uang ke kampung halaman untuk membantu keluarga mereka.

RUU Trump mencantumkan kebijakan baru: pengiriman uang ke luar negeri akan dikenakan pajak 1%. Ya, kamu tidak salah baca. Mulai dari uang tunai, wesel, sampai cek kasir—semuanya akan dipotong.

India sebagai negara penerima remitansi terbesar dari AS, jadi salah satu target utama. Tahun lalu saja, India menerima sekitar $33 miliar dari para pekerja di Amerika. Itu hampir 28% dari seluruh uang kiriman internasional yang masuk ke negara tersebut.

Buat banyak keluarga, uang ini adalah tulang punggung ekonomi rumah tangga. Digunakan untuk biaya makan, pendidikan anak, bahkan pengobatan orang tua. Dengan adanya pajak baru, penghasilan bulanan mereka tentu akan menurun—dan itu bisa sangat terasa.

Dan bukan hanya India yang terdampak. Negara-negara seperti Meksiko, Tiongkok, Pakistan, Bangladesh, dan Filipina juga memiliki jutaan warganya yang bekerja di AS. Mereka semua akan kena imbas dari aturan ini.

Energi Bersih? Terancam Mati Gaya

Nah, kalau kamu adalah pendukung energi terbarukan atau penggemar mobil listrik, ada kabar buruk lagi. RUU ini juga mencabut sejumlah insentif pajak untuk sektor energi bersih.

Trump mengakhiri pemotongan pajak untuk energi terbarukan dan memperkenalkan aturan-aturan baru yang bikin perusahaan makin sulit mengklaim keringanan pajak. Salah satu yang paling mencolok adalah dihapusnya insentif pembelian kendaraan listrik—yang selama ini jadi daya tarik utama mobil seperti Tesla.

Tidak heran, Elon Musk langsung bereaksi. Ia menyebut RUU ini "gila dan merusak." Keduanya, Trump dan Musk, pun sempat saling sindir di media. Tapi seperti biasa, Trump tidak bergeming. Ia tetap melaju dengan rencananya.

Padahal, insentif ini dulunya sangat membantu perusahaan seperti Tesla tumbuh dan bersaing secara global. Tanpa keringanan pajak, margin keuntungan mereka bisa anjlok, dan rencana ekspansi ke negara-negara baru—seperti India, misalnya—bisa tertunda atau batal.

Tesla dan perusahaan sejenisnya mungkin sekarang akan menuntut insentif besar dari pemerintah negara tujuan sebelum berinvestasi.

Jadi Siapa yang Menang?

Dengan semua dampak buruk ini, kamu mungkin bertanya: lalu siapa yang diuntungkan?

Jawabannya: korporasi besar Amerika.

Perusahaan-perusahaan raksasa mendapat konsesi besar untuk pembelian alat, riset, pengembangan teknologi, dan bahkan industri semikonduktor. Produsen chip yang memperluas produksinya di AS akan mendapat potongan pajak tambahan.

Trump menepati janjinya kepada dunia usaha besar. "RUU besar dan indah" ini memang menguntungkan bisnis raksasa di Amerika—yang punya kekuatan lobi dan suara politik yang kuat.

Tapi bagi investor kecil, pekerja migran, atau aktivis lingkungan—ini bukan kado ulang tahun. Ini lebih mirip tagihan tak terduga yang datang saat kamu sedang tidak siap.

Jadi, apakah ini benar-benar "hadiah ulang tahun" untuk Amerika? Mungkin iya—jika kamu adalah eksekutif perusahaan Fortune 500. Tapi untuk jutaan orang lainnya di Amerika dan dunia, RUU ini lebih mirip seperti pesta ulang tahun yang mereka tidak diundang, tapi tetap harus ikut bayar tagihannya.

Kebijakan Trump sering sekali tidak pernah netral. Ia menciptakan pemenang dan pecundang dengan sangat tegas. Dan untuk dunia luar Amerika, inilah saatnya kita mulai menghitung biaya dari "Make American Great Again" versi Trump itu.

beritapolitikfuture

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *