NASA: Asteroid YR4 Akan Tabrak Bulan pada 2032, Apa Dampaknya bagi Bumi?

pinare.online
– NASA memprediksi Asteroid 2024 YR4 yang dikabarkan bakal menabrak Bumi pada 2032 justru akan menabrak Bulan.
Menurut pengamatan para ahli Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA di Laboratorium Propulsi Jet NASA, peluang Asteroid 2024 YR4 menabrak Bulan pada 22 Desember 2032 naik menjadi 3,8 persen dari yang sebelumnya 1,7 persen.
Awalnya, asteroid yang pertama kali ditemukan pada 2024 silam diperkirakan akan bertabrakan dengan Bumi pada 22 Desember 2032.
Namun, berdasarkan pengamatan lanjutan, peluang Asteroid 2024 YR4 menabrak Bumi turun menjadi 0,0004 persen.
Sayangnya, Bulan tidak seberuntung Bumi.
"Peluang terjadinya tabrakan di Bulan selalu ada. Peluangnya lebih rendah saat itu karena Bumi (adalah) target yang lebih besar," kata ilmuwan planet Dr Andrew Rivkin, dari Universitas Johns Hopkins di Maryland, dikutip dari
IFLScience.
Dia menjelaskan, cara orbit asteroid membaik dan membuat posisinya menjauh dari Bumi dan bergerak mendekati Bulan.
Meski demikian, masih ada lebih dari 96 persen Asteroid 2024 YR4 tidak menabrak Bulan.
"Tetapi jika benar-benar menabrak Bulan, itu akan spektakuler," kata Rivkin.
Peristiwa langka 5.000 tahun sekali
Pengamatan inframerah baru dari Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA mengungkap bahwa ukuran Asteroid 2024 YR4 kini diperkirakan mencapai 53-67 meter, atau seukuran gedung 10 lantai.
Jika prediksi benar, fenomena Asteroid 2024 YR4 menabrak Bulan bakal emnjadi peristiwa spektakuler dan langka.
Diperkirakan fenomena itu hanya terjadi sekali dalam 5.000 tahun dan berpotensi melontarkan material ke Bumi.
Pantauan terbaru dari NASA mengungkap, peluang Asteroid 2024 YR4 menabrak Bulan pada 22 Desember 2032 telah naik menjadi 4,3 persen.
Pada hari itu, obyek tersebut akan melewati sekitar 0,00007 satuan astronomi (AU) Bulan. 1 AU Bulan adalah jarak antara Bumi dan Matahari.
Menurut NASA, asteroid itu akan menghantam permukaan Bulan, tetapi tidak mengubah orbitnya.
Meski begitu, studi baru yang dipimpin oleh profesor fisika di University of Western Ontario, Paul Wiegert menunjukkan bahwa Asteroid 2024 YR4 mampu melepaskan energi setara dengan 6,5 megaton TNT.
Akibatnya, tabrakan tersebut diperkirakan akan meninggalkan jejak berupa kawah baru di Bulan. Diameternya diprediksi sekitar 1 kilometer.
"Jika 2024 YR4 menghantam Bulan pada tahun 2032, (secara statistik) itu akan menjadi dampak terbesar dalam sekitar 5.000 tahun," tulis penelitian tersebut.
"Kami memperkirakan bahwa hingga 108 kg material bulan dapat dilepaskan dalam dampak tersebut dengan melampaui kecepatan lepasnya bulan," imbun peneliti.
Dampak tabrakan bagi Bumi
Melihat besarnya energi yang dilepaskan Asteroid 2024 YR4 saat menghantam Bulan, ilmuwan memperkirakan dampaknye ke Bumi.
Mereka melakukan permodelan berbagai dampak dan menemukan bahwa puing-puing Bulan yang terlempar ke Bumi bisa menyebabkan hujan meteor yang spektakuler.
Meski demikian, ilmuwan memastikan bahwa hal tersebut tidak membahayakan Bumi.
"Itu akan terlihat dari Bumi dan bahkan akan ada meteorit bulan baru yang akan tiba di Bumi (tidak berbahaya), tetapi tidak ada jaminan," ucap Kepala Kantor Pertahanan Planet Badan Antariksa Eropa, Richard Moissl.
Hanya saja, tidak bisa dikesampingkan bahwa fenomena itu bisa menjadi mimpi buruk bagi pemerintah atau organisasi mana pun yang memiliki satelit di orbit.
"Fluks partikel terkait ejekta bulan pada ukuran 0,1 – 10 mm dapat menghasilkan paparan dampak meteoroid latar belakang yang setara selama bertahun-tahun hingga satu dekade terhadap satelit di ruang angkasa dekat Bumi pada akhir tahun 2032," jelas tm peneliti.
Mereka menambahkan fluks sesaat dapat mencapai 10 hingga 1.000 kali fluks meteor sporadis latar belakang pada ukuran yang membahayakan astronot dan pesawat ruang angkasa.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa pertimbangan pertahanan planet harus diperluas secara lebih luas ke ruang cis-lunar dan tidak terbatas hanya pada ruang dekat Bumi," tulis peneliti.
Penelitian juga mengungkap bahwa material lontaran bisa menimbulkan bahaya bagi Gerbang Lunar, operasi permukaan di Bulan saat ejeksi jatuh kembali ke arahnya, serta satelit di orbit Bumi.
"Ada beberapa risiko, tetapi itu sangat bergantung pada lokasi pasti asteroid itu menghantam, jika memang ada. Kita mungkin akan mengetahuinya segera setelah asteroid itu kembali terlihat (saat ini terlalu jauh/samar untuk dilihat) pada tahun 2028," jelas Wiegert.
Dia memperkirakan akan ada kilatan cahaya singkat yang diikuti oleh awan debu yang menghilang dalam beberapa menit.
Namun, awan dan kawah yang dihasilkan (yang akan berdiameter sekitar satu km) akan berada di dekat batas yang dapat dilihat dengan jelas dari Bumi.
Wahana antariksa yang mengorbit akan mendapatkan pandangan yang jauh lebih baik.
Apakah bisa dilihat dari Bumi?
Menurut para ilmuwan, fenomena Asteroid 2024 YR4 menabrak Bulan sulit dilihat dari Bumi. Hal itu karena kemungkinan terjadinya tabrakan masih sangat rendah.
Selain itu, posisi asteroid juga terlalu jauh dari teleskop manusia untuk bisa melihatnya dengan jelas.
"Asteroid 2024 YR4 kini terlalu jauh untuk diamati dengan teleskop berbasis ruang angkasa atau darat," kata NASA.
Meskipun begitu, NASA berharap bisa melakukan pengamatan lebih jauh untuk melihat orbit asteroid saat mengelilingi Matahari dan kembali ke Bumi pada 2028 nanti.
Asteroid 2024 YR4 kini terlalu jauh untuk diamati dengan teleskop berbasis ruang angkasa atau darat.
Teknologiberitafuture
