Connect with us

Kisah Bima: Anak Prajurit TNI AL Nunukan Lolos Paskibraka Nasional ke Istana Negara


pinare.online, NUNUKAN

– Tatapan matanya tajam namun penuh kerendahan hati. Bima Purnama Aji (16) anak dari pasangan Serda Sutriyono (44) dan Ny Purnawati Sutriyono (42).

Langkah kakinya yang tegak dan teratur membawa nama Bima masuk ke deretan cadangan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat Nasional 2025 mewakili Provinsi Kalimantan Utara ( Kaltara).

Remaja asal SMAN 1 Nunukan Selatan ini memang tak menyangka dirinya akan sampai sejauh ini.

Apalagi saat awal seleksi tingkat kabupaten, Bima Purnama Aji mengaku sempat pesimis.

"Saya mikirnya paling hanya bisa sampai provinsi saja. Tapi ternyata Allah kasih lebih dan alhamdulillah saya peringkat satu untuk seleksi Paskibraka tingkat provinsi," kata Bima sambil tersenyum malu, saat ditemui pinare.onlinedi ruma dinas prajurit TNI AL Nunukan, Minggu (06/07/2025), sore.

Putra sulung dari seorang Bintara TNI AL di Nunukan memang dikenal aktif sejak duduk di bangku SMP.

Bima mulai menekuni baris-berbaris saat masih kelas VII SMPN 1 Nunukan Selatan, mengikuti berbagai lomba PBB (Peraturan Baris-Berbaris), dan aktif di kegiatan OSIS maupun event resmi pemerintah daerah.

Namun proses seleksi menuju tingkat nasional bukanlah hal mudah.

Tes kesehatan, menurutnya, menjadi salah satu momen paling mendebarkan.

"Saya sempat takut ada penyakit yang saya tidak tahu. Tapi alhamdulillah semua lancar," kata Bima.

Dengan tinggi badan 173 cm dan berat 65 kilogram, postur Bima memenuhi syarat ideal sebagai calon Paskibraka nasional.

Tetapi lebih dari itu, motivasi terbesarnya adalah membahagiakan orang tua, terutama sang ayah yang juga menjadi inspirasinya.

"Ayah saya TNI AL. Saya ingin ikut jejak beliau, tapi lebih tinggi lagi. Saya ingin masuk Akmil TNI AL. Saya yakin kalau saya bisa sampai ke situ, mereka akan sangat bangga," tuturnya.

Ketika pengumuman peserta yang lolos Paskibraka tingkat nasional disampaikan secara live di YouTube, Bima sudah kembali ke Nunukan.

Ia menyaksikan pengumuman itu bersama keluarga.

Saat namanya disebut sebagai cadangan putra Provinsi Kaltara, rumah kecil keluarga Sutriyono di Nunukan sontak pecah oleh haru dan tangis bahagia.

"Ibu saya langsung nangis. Ayah saya juga. Saya pun ikut terharu mendengar pengumuman itu," ungkap Bima.

Sebagai pasukan cadangan, Bima mengaku tetap semangat dan siap jika dibutuhkan untuk tampil di Istana Negara nanti.

Karantina Paskibraka tingkat provinsi telah menantinya dalam waktu dekat.

"Tidak apa-apa jadi cadangan. Saya tetap bangga dan akan selalu siap jika dibutuhkan. Ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan saya," imbuhnya.

Bima merupakan satu dari tiga putra dan tiga putri yang mewakili Kaltara dalam seleksi Paskibraka nasional.

Tiga pasang putra dan putri dari Kaltara berasal dari Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Bulungan, dan Kota Tarakan.

Hasil seleksi, Bima sebagai Paskibraka cadangan bersama rekannya yang putri dari Bulungan.

Sedangkan pasukan inti berasal dari Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan.

Di akhir perbincangan, Bima tak lupa menyampaikan pesan sederhana tapi penuh makna, yang selalu ditanamkan orang tuanya sejak kecil.

"Sholat jangan pernah ditinggal. Harus disiplin. Kalau mau punya cita-cita besar, harus mulai dari hal kecil dari diri sendiri," pungkas Bima.

Nunukan boleh saja berada di ujung negeri.

Tapi dari tempat terpencil itu, seorang anak prajurit kini bersiap mengibarkan mimpi menuju halaman Istana.

"Saya sangat bangga meski berada di daerah perbatasan bisa membawa nama Nunukan dan nama keluarga sampai ke tingkat nasional," terang Bima.


Penulis: Febrianus Felis

Sosialberitafuture

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *