Connect with us

Kelas Menengah Ingin Naik Kelas? Mulai dengan Rp10.000!


JAKARTA, pinare.online

– Memiliki penghasilan tetap dan gaya hidup mapan belum tentu cukup untuk membuat seseorang naik kelas secara ekonomi. Bagi kelas menengah yang ingin melompat ke jenjang atas, langkah kecil seperti investasi mulai dari Rp 10.000 dapat menjadi pintu masuk, selama dilakukan sejak dini dan dikelola secara konsisten.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2024, populasi kelas menengah Indonesia mencapai 17,13 persen dari total penduduk atau hampir 48 juta jiwa. Angka ini turun dari sekitar 57 juta jiwa pada 2019. Artinya, selama periode 2019–2024, sekitar 9,5 juta orang turun dari kategori kelas menengah.

Eveline Haumahu, Chief Marketing Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, menilai fenomena tersebut sebagai peringatan penting. Menurutnya, kelompok kelas menengah kini berada di persimpangan: mereka bisa naik kelas, tetap stagnan, atau justru turun ke kelas bawah.

“Faktor eksternal memang sulit kita kendalikan, tetapi ada peran besar faktor internal yang bisa kita sesuaikan untuk membawa kita naik menjadi populasi kelas atas,” kata Eveline dalam keterangan tertulis, Minggu (6/7/2025).

Ia menjelaskan, banyak orang di kelas menengah belum memiliki pemahaman menyeluruh tentang pengelolaan keuangan.

Sebagian besar menggantungkan masa depan pada pendapatan bulanan, yang habis untuk konsumsi dan cicilan simbol status seperti mobil, rumah, liburan, dan biaya pendidikan anak.

“Pola konsumtif inilah yang menjadi perangkap bagi kelas menengah untuk bisa naik menjadi kelas atas,” ujarnya.

Sebaliknya, menurut Eveline, mereka yang kekayaannya tumbuh stabil justru mengadopsi pola arus uang yang berbeda, mengalihkan sebagian besar pendapatan untuk membeli aset, bukan konsumsi.

“Pendapatan tidak serta-merta dihabiskan untuk biaya hidup atau cicilan konsumtif, melainkan dibelikan aset. Timbunan aset produktif yang terus membesar ini lalu memberi pendapatan tambahan, yang sebagian dikonsumsi dan sebagian lagi diinvestasikan ulang agar mesin uang semakin besar,” tuturnya.

Peluang investasi yang terjangkau kini terbuka luas. Eveline menyebut, kelas menengah tetap bisa memulai investasi meski penghasilannya terbatas.

“Pasar modal, misalnya, merupakan pilihan investasi yang sangat terjangkau. Investasi saham dan obligasi ritel bisa dimulai dari Rp 100.000 atau Rp 1.000.000. Investor reksa dana bahkan bisa memulai hanya dengan Rp 10.000,” kata dia.

Tak kalah penting, kata Eveline, adalah kemampuan mengukur risiko. Mereka yang punya pola pikir kelas atas biasanya memahami batas risiko yang dapat ditanggung, dan berinvestasi berdasarkan tujuan serta kondisi keuangan pribadi.

“Mereka tidak ikut arus atau hanya meniru informasi dari media sosial yang belum tentu akurat. Mereka mencari informasi dari sumber terpercaya dan membuat keputusan berdasarkan data,” ujar Eveline.

Satu lagi kunci yang tak bisa diabaikan: kesabaran. “Orang yang berada di kelas atas itu sabar. Mereka paham betul the power of compounding interest, atau kekuatan bunga berbunga. Hasilnya mungkin lambat di awal, tapi akan menggulung besar seiring waktu,” jelasnya.

Dengan penyusunan anggaran yang tepat, gaya hidup yang tidak berlebihan, dan kemauan berinvestasi sejak awal karier, kelas menengah punya peluang riil untuk naik kelas.

“Kelas menengah dan kelas atas itu bukan sekadar status, melainkan cara pandang dan pola perilaku. Dan cara pandang serta pola perilaku kita adalah hal yang dapat kita kendalikan,” pungkas Eveline.

Ekonomiberitafuture

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *