News
Jalan Raya Manyar Dilintasi 6.000 Kendaraan/Jam, Pelebaran Dipercepat ke Jalan Raya Menur

pinare.online
– Kota Surabaya punya jalan-jalan yang belum terkoneksi dengan lancar. Jalan Tambang Boyo yang sedang dikerjakan adalah salah satu contohnya. Tapi, masih ada jalan-jalan lain yang “menyempit” dan tak terkoneksi. Satu per satu persoalan jalan itu sedang diurai Pemkot Surabaya.
Jalan Menur menuju ke arah Manyar saat pagi dan sore selalu padat. Terutama di depan Pasar Manyar yang memang terjadi penyempitan. Saat pagi, ada aktivitas pedagang hingga yang membuat lalu lintas tersendat.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebutkan Jalan Raya Menur itu akan menjadi salah satu prioritas untuk dilebarkan. Eri memang sedang ingin menuntaskan pelebaran jalan yang mandek lama. Jalan Tambang Boyo saat ini sedang dikerjakan. Menur akan menjadi sasaran berikutnya.
”Jalan-jalan yang belum dilebarkan seperti Menur itu akan jadi prioritas,” ungkap Eri saat berkunjung ke kantor redaksi
Jawa Pos
, Jumat (4/7).
Jalan lain yang masuk dalam perhatian pemkot di antaranya Klampis, Kedung Tarukan, dan Kalikepiting. Sebelumnya Jalan Kedung Baruk yang menyempit juga sudah dilebarkan. Pemkot bekerja sama dengan pengembang pemilik lahan untuk pembangunan. ”Pengembang kita ajak bicara dan mereka mau membangun dengan dana sendiri. Tapi, spesifikasi jalan kami yang tentukan,” ungkap Eri.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Irvan Wahyudradjat menjelaskan rencana pengembangan atau pelebaran Jalan Menur-Manyar masuk skala prioritas. Rencananya jalan tersebut akan dilebarkan hingga 17 meter sepanjang 550 meter. ”Lokasinya dari perempatan UPTD Bapenda Provinsi ke arah Menur,” tuturnya saat dikonfirmasi
Jawa Pos
kemarin (6/7).
Irvan mengungkapkan, saat ini yang telah dilebarkan di depan Kampus ITS Manyar arah ke arah utara. Sedangkan jalan dari perempatan Bapenda Provinsi Jatim ke arah selatan masih menyempit. Kondisinya saat ini lebar eksisting 12 meter. ”Yang sudah dilebarkan jalan kembar di depan RS Menur untuk saluran dan dimanfaatkan jalan,” imbuhnya.
Dianggarkan Rp 210 Miliar
Anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan jalan tersebut mencapai Rp 210 miliar. Meliputi pembangunan fisik sepanjang 550 meter dan pembebasan lahan 420 meter. ”Anggaran lebih banyak untuk pembebasan lahan,” jelasnya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya Syamsul Hariadi mengatakan masih mengkaji detail perencanaan pelebaran jalan tersebut secara komprehensif. Mengenai timeline pengerjaan, belum dapat diperinci kapan akan dilaksanakan. ”Masih dikaji dulu urgensi dan prioritasnya,” imbuhnya.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Surabaya Beta Ramadhani mengatakan akan melakukan kajian mengenai seberapa besar potensi pelebaran Jalan Menur-Manyar mengurangi kepadatan. Sebab, saat ini belum ada kajian terperinci mengenai dampak arus lalu lintas di jalan tersebut.
”Kami akan survei dulu berapa prosentasedalam mengurangi kepadatan. Tetapi yang pasti ketika jalan dilebarkan tentunya akan berdampak ke arus lalu lintas kendaraan,” tuturnya.
Dilalui 2.500 Kendaraan Per Jam
Beta menyebut, dari data yang diperoleh di Jalan Raya Manyar menuju Jalan Raya Menur setiap hari dari arah selatan ke utara jumlah kendaraan yang melintas per jam mencapai 2.500 kendaraan. Sedangkan dari utara ke selatan per jam 3.500 kendaraan. ”Jumlah tersebut dapat berubah seiring di jam sibuk,” paparnya.
Lebih lanjut, pemkot saat ini sedang memproses pelebaran Jalan Tambang Boyo sisi barat. Sepanjang 300 meter jalan tersebut akan dilebarkan dan dipasang saluran samping. Ditargetkan, proses tersebut akan selesai pada Agustus mendatang.
Pemkot juga memasukan proyek Jalan Dharmahusada yang ditembuskan ke MERR. Pembahasan skema pembiayaan alternatif saat ini sedang disampaikan ke DPRD Kota Surabaya.
(ata/jun)
Ekonomiberitafuture
