Connect with us

News

Harga Beras Naik, Warung Makan di Polman Kewalahan


TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN –

Pelaku usaha warung nasi kuning bernama Ibu Ros (45) menjerit lantaran harga beras naik di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Senin (7/7/2025).

Ros harus mengeluarkan modal tambahan lantaran kenaikan harga beras selama satu bulan terakhir.

Sementara pemasukan di warungnya ini tidak mengalami penambahan atau bahkan sepi pembeli.

Warung Ibu Ros berada di Jl. Ratulangi, Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali. Ia menjajakan nasi kuning dan nasi putih.

Meski harga beras naik, dia tidak berani menaikkan harga makanan lantaran takut pembeli semakin sepi.

"Kita juga takut kalau mau kurangi porsi nasi kuning sama nasi putih, karena sudah banyak langganan yang tahu porsinya," ungkap Ros saat ditemui wartawan.

Ia mengungkapkan, pada bulan lalu harga beras untuk ukuran satu kilogram (kg) berada di angka Rp11 ribu.

Selama satu bulan terakhir, kata Ros, harga beras naik perlahan, kini tembus di angka Rp16 ribu per kg.

Ibu satu anak ini mengaku tiap membeli beras untuk stok satu bulan sebanyak 10 kg.

"Sekarang pas sudah naik, biasanya saya sudah beli dua kali dalam satu bulan, biasa 4 kg saja dulu. Modal kita keluarkan bertambah," ungkapnya.

Ia menyampaikan keluh kesahnya lantaran harga beras naik itu dibarengi dengan kenaikan bumbu dapur.

Seperti tomat dan lombok sebagai pelengkap nasi kuning, kini sudah berada di harga Rp30 ribu per kg.

Begitu pula dengan tabung gas yang sudah tembus Rp38 ribu per 3 kg, membuat pedagang semakin menjerit.

"Ya, kita harapannya supaya harga beras dulu yang turun. Semoga bisa, seperti sebelumnya di angka Rp11 ribu per kg," harapnya.

Sebelumnya diberitakan, harga beras di Kompleks Pasar Sentral Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) mengalami kenaikan, Sabtu (5/7/2025).

Terpantau, harga beras di salah satu pedagang beras di kompleks pasar kini tembus Rp410 ribu untuk kemasan 25 kilogram.

Sebelumnya, harga beras di kompleks pasar berada di kisaran Rp350 ribu per 25 kilogram.

Penyebab kenaikan harga beras ini, salah satunya lantaran stok beras di pasaran semakin menipis.

Sementara untuk harga beras medium saat ini berada di kisaran Rp15 ribu per kg, namun stok beras medium sudah dua pekan kosong.

Kenaikan harga beras ini terjadi sejak akhir bulan Mei lalu, dalam rentang waktu satu bulan terakhir.

Pedagang beras Pasar Sentral Pekkabata Polewali, Ilham, mengatakan sejak akhir bulan Mei harga beras terus merangkak naik hingga saat ini harganya sudah mencapai Rp410 ribu per 25 kg.

"Dalam satu bulan terakhir itu kenaikannya sudah terjadi sekitar lima kali, mulai dari harga Rp350 ribu hingga saat ini jadi Rp410 ribu per 25 kg," kata Ilham kepada wartawan.

Ia mengaku, stok beras di tokonya sudah mulai menipis sejak beberapa pekan terakhir.

Sementara untuk mendapatkan beras dari pabrik, mereka harus antre lantaran banyaknya permintaan dari pedagang lainnya.

"Seperti di pabrik Nurmadina kita harus antre. Penyebabnya saya kurang tahu, mungkin karena sudah akhir panen. Beras medium juga sudah tidak ada sejak dua pekan lalu," ungkapnya.

Ia menjelaskan, beras SPHP dari pemerintah yang biasanya menjadi alternatif warga saat harga beras mahal, kini tidak lagi beredar di pasaran.

"Beras SPHP itu terakhir keluar saat pertengahan Ramadan. Untuk saat ini sudah tidak ada. Rata-rata orang mencari beras SPHP, saya kurang tahu apa penyebabnya sampai tidak disalurkan," jelasnya.

Selain mahal, para pedagang juga khawatir lantaran stok beras di pasaran mulai menipis.

Mereka mengaku mulai sulit mendapatkan beras. Para pedagang harus antre di pabrik beras lantaran banyaknya permintaan dari pedagang lainnya.

(*)


Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Ekonomiberitafuture

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *