Connect with us

Gerry Bangun Masa Depan dengan Ring Tinju di Street Boxing 2025

Gerry Bangun Masa Depan lewat Ring Tinju di Street Boxing Event 20205


pinare.online, UNGARAN –

Riuh tepuk tangan panjang pecah saat Street Boxing Event 2025, kegiatan yang digelar Polda Jateng di GOR Pandanaran Wujil, Bergas, Kabupaten Semarang, Minggu (06/07/2025). Bukan hanya untuk sang juara, tapi untuk kisah yang dibawanya. Di atas ring, Tegar Bayu Satria, yang akrab disapa Gerry, mengangkat tangan dengan mata berkaca.

Bukan hanya karena kemenangan technical knock out (TKO)-nya di ronde ketiga atas lawannya, petinju asal Semarang, namun juga karena momen itu menjadi penanda, yakni masa lalu kelamnya yang sudah resmi dia tinggalkan.

Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) di Universitas Sahid Surakarta tersebut pernah berada di sisi yang gelap dari masa remajanya. Bukan pelaku kejahatan, tapi cukup membuat orangtuanya berkali-kali menunduk malu.

“Karena masa dulu saya dikenal sebagai orang dengan karakter kurang baik dan sering membuat orangtua saya malu. Sekarang ingin menyalurkan kemampuan saya, menggapai prestasi, dan berdiri di sini untuk membanggakan orangtua,” kata Gerry, seusai bertanding.

Gerry adalah Petinju 19 tahun asal Sukoharjo yang aktif berlatih di bawah naungan Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sukoharjo. Kini, tinju bukan hanya olahraga, namun jalan hidup yang menyelamatkannya. Semuanya dimulai dari rasa ingin membuktikan. “Saya ingin menunjukkan ke orang-orang yang dulu meremehkan saya, bahwa saya bisa memperbaiki masa depan,” tegas dia.

Gerry pun membagi hari-harinya antara kuliah dan latihan keras, pagi, siang, dan sore. Ketekunannya membuahkan hasil. Sebelum berlaga di Street Boxing Event 2025 yang digelar Polda Jawa Tengah, Gerry sudah dua kali menjadi juara pertama kejuaraan tinju tingkat provinsi.

Januari 2025 lalu, dia menyabet Juara I Turnamen Tinju Tingkat Provinsi Jateng kelas 63-70 kg yang digelar Pertina Sukoharjo. Sebulan berselang, Gerry kembali naik podium tertinggi di ajang yang sama yang digelar oleh Pertina Kota Semarang.

“Saya tidak pernah berhenti latihan. Kuncinya konsistensi, kerja keras, dan tidak mudah menyerah,” imbuh dia.

Dengan postur yang terbilang proporsional dan semangat yang membara, Gerry tidak berhenti hanya pada kemenangan lokal. Target berikutnya yang ingin dia capai yakni berlaga dalam Porprov, SEA Games, bahkan Olimpiade.

“Saya ingin terus naik level. Nasional, lalu internasional. Mimpi saya ada di ring besar itu,” kata dia.

Gerry tahu jalannya tidak mudah, namun justru dari pengalaman hidupnya yang tidak selalu berjalan lurus, dia belajar bahwa perubahan itu mungkin.

Kisah Gerry menjadi cermin dari semangat di balik Street Boxing Event 2025, sebuah inisiatif humanis dari Polda Jateng untuk mencegah tawuran dan kekerasan remaja. Dibanding berkeliaran di jalan dan terseret konflik, para pemuda diberi panggung di atas ring dengan sportivitas, bukan kekerasan.


Kapolda: Ini Cara Cegah Perkelahian Jalanan

Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, mengatakan, tinju bukanlah sekadar adu pukulan, namun soal karakter.

“Inilah cara kita meredam kekerasan, bukan dengan represif, tapi dengan alternatif yang membangun,” ungkap Kapolda.

Sebanyak 130 petinju dari 25 sasana se-Jawa Tengah ikut ambil bagian, termasuk Gerry yang bertanding di kelas 65–70 kg dan keluar sebagai pemenang. Mereka terbagi dalam tiga kategori, meliputi Pra-Yunior (pelajar dan mahasiswa), Kelas Umum (atlet pemula dan masyarakat), serta Kelas Senior (atlet berpengalaman).

Total 65 laga dipertandingkan dengan sistem single elimination yang menjanjikan ketegangan tiap ronde. Yang menarik, para peserta justru datang dari latar belakang pelajar dan remaja dan kelompok usia yang selama ini kerap disebut rawan terjerumus ke dalam perkelahian jalanan dan aksi kekerasan. Di atas ring, mereka menunjukkan bahwa energi muda bisa diarahkan ke prestasi, bukan konflik.

Kegiatan ini pun mendapat sambutan hangat dari masyarakat. GOR Pandanaran Wujil dipadati penonton dari berbagai kalangan yang datang menyaksikan laga secara gratis, yang menjadi bagian dari perayaan ke-79 Hari Bhayangkara. . Suasana penuh semangat, namun tetap tertib membuktikan bahwa ajang itu menjadi tontonan sekaligus tuntunan.

Polda Jateng menargetkan ajang tersebut dapat digelar secara berkelanjutan dan menjadi bagian dari gerakan besar untuk membentuk karakter pemuda yang kuat, tangguh, dan jauh dari kekerasan.

“Mari kita ubah budaya konflik menjadi budaya kompetisi. Bukan saling serang di jalanan, tapi saling uji di atas ring dan bukan tawuran yang merusak, tapi pertarungan yang membangun,” pungkas Kapolda.

(*)

Olahragaberitafuture

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *