News
Danau Toba Miliki Pantai 22 Kilometer

pinare.online
,
Jakarta
– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir berencana membangun wisata pantai
Danau Toba
sepanjang 22 kilometer.
Wisata pantai
ini akan menjadi daya tarik baru Danau Toba yang telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark.
Rencana pembangunan tersebut mendapat dukungan Gubernur Sumatra Utara Bobby Nasution. "Konsepnya l
ong beach
(pantai panjang) ini, bisa menghidupkan ekonomi masyarakat Samosir. Pemerintah Provinsi Sumut siap mendukung," kata Bobby di hadapan Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom di
Samosir
, Sumut, Ahad.
Pantai ini akan membentang dari kawasan Tano Ponggol, Kecamatan Pangururan, hingga Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Sinergi Pemerintah
Untuk mewujudkan wisata pantai tersebut, kata Bobby, diperlukan kolaborasi dan sinergi antara pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Rencana tersebut juga perlu memperhatikan banyak hal, di antaranya pembebasan lahan puluhan kilometer yang saat ini merupakan milik masyarakat.
"Perlu ada langkah kolaboratif, bagaimana seluruh pihak terkait harus turut memberikan dukungan agar proyek berjalan baik," tutur Bobby.
Desain besar pembangunan
long beach
ini harus memerhatikan pengelolaannya, perawatan hingga model tampilan kawasan wisata pantai. Selain itu, kata Bobby, perlu analisis jangka panjang agar setiap titik menjadi destinasi wisata menarik pengunjung, baik wisatawan lokal maupun mancanegara seperti Danau Toba yang mendunia.
"Bukan hanya membangun, tapi kita juga harus tahu bagaimana perawatan tiap titik ke depan. Harus ada konsep yang jelas supaya proyek ini benar-benar bermanfaat," ucap Bobby.
Meskipun bukan laut,
Danau Toba memiliki banyak tepian berupa pasir putih alami, bibir danau landai, dan aktivitas wisata mirip di pantai. Dilansir dari unggahan Instagram Kemenpar.ri, ada 8 pantai yang terdapat di Danau Toba yang bisa wisatawan kunjungi. Di Samosir, terdapat Pantai Parbaba dan Pantai Batu Hoda. Di kabupaten lain terdapat Pantai Lumban Bulbul, Pantai Bebas Parapat, Pantai Silalahi, Pantai Paropo, Pantai Paris atau Tiga Ras, dan Pantai Pasir Putih Parparean.
Kartu Kuning Status Geopark UNESCO
Kaldera Toba atau dikenal Danau Toba ditetapkan sebagai UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) Global Geopark pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis, Selasa, 2 Juli 2020. Namun, status tersebut teracam setelah rapat UNESCO Global Geopark di Maroko pada 4-5 September 2023 yang menyatakan bahwa kawasan Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba mendapat kartu kuning dari UNESCO.
Kartu kuning merupakan peringatan dari UNESCO yang berarti badan pengelola wilayah tersebut tidak memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan. UNESCO meminta Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark melakukan perbaikan, sebelum dilakukan validasi ulang untuk dua tahun kemudian.
Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark akan melakukan revalidasi (peninjauan kembali) status
Geopark Kaldera Toba
pada 21-25 Juli 2025. Tim asesor UNESCO ini direncanakan akan mengunjungi sejumlah tempat di kawasan Danau Toba, seperti Taman Eden 100 di Desa Sionggang Utara, Kabupaten Toba. Ku
njungan juga akan dilakukan ke Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, untuk melihat sejumlah geosite atau situs warisan geologi.
Danau Toba juga akan menjadi tuan rumah event lari lintas alam dunia Trail of the Kings – Lake Toba oleh Ultra-Trail du Mont-Blanc (UTMB) Seri Dunia 2025 yang diikuti sekitar 2.200 pelari dari 25 negara di Samosir pada 17-19 Oktober mendatang.
"Beberapa
geosite
penting ada di Samosir. Jadi kita berharap upaya bersama, termasuk penataan
long beach
dan ajang dunia ini, Samosir bisa merebut kembali
green card
(kartu hijau) Geopark Kaldera Toba," ujar Bobby.
Pilihan Editor:
Legenda Kuda Betina yang Setia di Pantai Batu Hoda SamosirBudayaberitafuture
