Dalai Lama Bersiap Cari Pengganti, Tolak Reinkarnasi ke-15 dari China

DHARAMSALA, pinare.online
– Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, menyatakan bahwa lembaga Dalai Lama akan tetap berlanjut setelah kematiannya.
Dalai Lama menyebutkan, selama 14 tahun terakhir, ia menerima banyak permohonan dari komunitas diaspora Tibet, umat Buddha dari kawasan Himalaya, Mongolia, sebagian Rusia, dan China yang meminta agar tradisi tersebut tetap dilanjutkan.
"Secara khusus, saya telah menerima pesan melalui berbagai saluran dari warga Tibet di Tibet yang menyampaikan permohonan sama," kata Dalai Lama dalam video yang disiarkan dari kediamannya di Dharamsala, India, tempat ia hidup dalam pengasingan sejak 1959.
Pernyataan ini disampaikan pada Rabu (2/7/2025) dalam siaran video, menegaskan kepada umat Buddha di seluruh dunia bahwa penggantinya kelak akan ditunjuk oleh kantornya sendiri, bukan oleh Pemerintah China.
"Sehubungan dengan semua permintaan ini, saya menegaskan bahwa lembaga Dalai Lama akan terus berlanjut," tambahnya, dikutip dari kantor berita
AFP
, mengutip terjemahan resmi pernyataan tersebut.
Pengumuman ini disampaikan menjelang ulang tahunnya yang ke-90 pada 6 Juli mendatang.
Penunjukan penerus jadi sorotan
Menurut tradisi umat Buddha Tibet, Dalai Lama diyakini sebagai reinkarnasi. Tenzin Gyatso, Dalai Lama saat ini, merupakan inkarnasi ke-14.
Namun, siapa yang akan menjadi penerusnya masih menjadi perdebatan, terutama di tengah ketegangan politik antara komunitas Tibet dan Pemerintah China.
China telah menyatakan bahwa reinkarnasi Dalai Lama harus disetujui oleh pemerintah pusat di Beijing.
“Proses itu akan dilaksanakan melalui pengundian dalam sebuah guci emas,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, kepada wartawan, merujuk pada praktik tradisional yang dikontrol Beijing.
Namun, Dalai Lama sebelumnya mengkritik praktik tersebut. Ia menegaskan, jika guci emas digunakan dengan niat politik, maka benda itu tidak memiliki kualitas spiritual apa pun.
Dalam kesempatan yang sama, Dalai Lama menegaskan bahwa tanggung jawab penunjukan Dalai Lama ke-15 berada sepenuhnya di tangan Gaden Phodrang Trust, kantor resmi yang bermarkas di India.
Samdhong Rinpoche, tokoh senior di Gaden Phodrang Trust, menyampaikan bahwa kondisi kesehatan Dalai Lama saat ini sangat baik. “Tidak ada instruksi lebih lanjut soal suksesi,” ujarnya.
Meski demikian, Rinpoche menyebutkan bahwa Dalai Lama berikutnya bisa saja berasal dari kebangsaan mana pun, “selama berasal dari tempat yang memiliki akses menuju kebebasan”.
Penolakan terhadap campur tangan China
Warga Tibet yang hidup di pengasingan menyambut baik pengumuman ini. Mereka sejak lama khawatir China akan mencoba menunjuk Dalai Lama versi mereka sendiri untuk memperkuat kendali atas Tibet—wilayah yang diduduki pasukan China sejak 1950.
Jigme Taydeh, pegawai pemerintahan Tibet di pengasingan, menyatakan penolakannya terhadap rencana China tersebut.
"Meskipun kami bersukacita atas konfirmasi kelanjutannya, kami dengan tegas menolak campur tangan dan rencana China untuk mengangkat Dalai Lama sebagai boneka," kata Taydeh. “Baik warga Tibet maupun dunia tidak akan mengakui kejahatan seperti itu.”
Dalai Lama yang pernah menerima Nobel Perdamaian ini melepaskan kewenangan politiknya pada 2011, menyerahkannya kepada pemerintah pengasingan yang dipilih secara demokratis oleh sekitar 130.000 warga Tibet di luar negeri.
Saat itu, ia juga mengingatkan bahwa masa depan lembaga Dalai Lama menghadapi risiko dari pihak-pihak berkepentingan yang ingin menyalahgunakan sistem reinkarnasi demi tujuan politik.
Salah satu contohnya terjadi pada 1995, ketika Beijing menetapkan Panchen Lama versinya sendiri dan menahan seorang anak laki-laki berusia enam tahun yang telah diakui Dalai Lama sebagai reinkarnasi sah.
Anak tersebut tak pernah terlihat kembali dan disebut kelompok hak asasi manusia sebagai tahanan politik termuda di dunia.
SosialDalai Lamafuture
