Bupati Tarmizi Perkenalkan "One District One Product" untuk Kembangkan Ekraf Aceh Barat

Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh
pinare.online, BANDA ACEH –
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat bakal menggagas program “One District One Product” atau “Satu Kecamatan Satu Produk” sebagai langkah strategis mempromosikan produk-produk ekonomi kreatif unggulan yang ada di daerah itu.
Bupati Aceh Barat, Tarmizi SP mengungkapkan, program tersebut penting menjadi terobosan baru untuk lebih memperkenalkan produk-produk unggulan ekonomi kreatif khas Bumoe Teuku Umar kepada masyarakat luar.
“Kita begini, kalau ke Aceh Barat, diminta apa oleh-oleh Aceh Barat? Belum ada,” ucap Bupati.
“Kalau Banda Aceh sudah berbicara one village one product,” bebernya.
“Saya dulu terlibat kerja sama USK dengan Banda Aceh, kita ada program OVOP Namanya,” ungkap dia.
“Tapi kalau di daerah lain, jangankan one village one product, tapi one district one product pun belum ada,” kata Tarmizi.
Hal ini disampaikan Tarmizi dalam kunjungannya bersama Wakil Bupati Aceh Barat, Said Fadheil ke Kantor Harian Serambi Indonesia di Gampong Meunasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Minggu (6/7/2025).
Dalam kunjungan itu, Tarmizi dan Said disambut oleh Pemimpin Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur, Manager Produksi, Said Kamaruzzaman, Wakil Pemimpin Perusahaan, Firdaus Darwis, dan Asisten Manajer Iklan, Kurniadi.
Tarmizi juga mengungkap, khusus di wilayah Barat Selatan (Barsela) Aceh, produk unggulan yang sudah cukup dikenal hanya ada di Aceh Selatan, yakni produk turunan dari olahan pala.
Sementara di kabupaten lain nyaris tidak ada.
Sebab itu, Tarmizi mengaku terdorong untuk memunculkan produk-produk ekraf unggulan di Aceh Barat melalui program One District One Product.
“Nanti ada galerinya, ada kluster-klusternya di Kota Meulaboh. Nah di sinilah pusat semua produk unggulan khas Aceh Barat,” ujarnya.
Tarmizi berharap, program ini nantinya bisa terwujud dan berjalan dengan lancar sehingga mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat dan mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
“Semua kecamatan harus aktif dan di sinilah perlu kolaborasi dengan perusahaan, dengan menggunakan dana-dana CSR,” papar dia.
“Karena Aceh hari ini, khususnya Aceh Barat itu sumber dana sudah tidak ada lagi, baik dari pusat, provinsi maupun dari kabupaten,” jelasnya.
Tarmizi menambahkan, sebagai pasangan muda, dirinya bersama wakil bupati harus menjadi role model bagi masyarakat terutama kalangan anak muda.
Untuk itu, mereka sepakat untuk sama-sama menjalankan roda Pemerintahan Aceh Barat dengan kreatif.
“Saat ini kami fokus kerja, sebagai pasangan muda kita juga dituntut untuk menjadi role model,” ucap dia.
“Walaupun dalam perjalanan kita menemukan tantangan berat, mulai dari dana Otsus berkurang, efisiensi, dan bertambahnya angka kemiskinan,” beber Bupati.
“Sehingga kita sekarang itu harus berfikir di luar otak, kreatif dan inovatif,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Aceh Barat, Said Fadheil turut menyoroti terkait tahapan promosi produk ekraf unggulan yang perlu ditingkatkan dengan melibatkan media dan para konten kreator.
Menurutnya, di era serba digital saat ini, produk ekraf tidak lagi hanya perihal menciptakan atau memproduksi produk.
Tetapi juga harus menguasai cara mempromosikannya supaya dikenal dan menarik konsumen.
“Ekraf ini bukan hanya semata-semata menciptakan produk, tapi juga pada pengemasan dan promosi produknya,” tutur Said.
“Misalnya melibatkan media, influencer atau artis untuk mempromosikannya, jadi banyak orang tertarik dengan cara promosinya,” katanya.
“Karena untuk pengemasan inikan, kita juga harus mampu mengikuti bagaimana perkembangan zaman supaya tidak ketinggalan dengan produk orang,” tambah Wabup.
Bupati Aceh Barat Gagas “One District One Product” untuk Promosikan Produk Ekraf
Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh
pinare.online, BANDA ACEH – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat bakal menggagas program “One District One Product” atau “Satu Kecamatan Satu Produk” sebagai langkah strategis mempromosikan produk-produk ekonomi kreatif unggulan yang ada di daerah itu.
Bupati Aceh Barat, Tarmizi SP mengungkapkan, program tersebut penting menjadi terobosan baru untuk lebih memperkenalkan produk-produk unggulan ekonomi kreatif khas Bumoe Teuku Umar kepada masyarakat luar.
“Kita begini, kalau ke Aceh Barat, diminta apa oleh-oleh Aceh Barat? Belum ada,” ucap Bupati.
“Kalau Banda Aceh sudah berbicara one village one product,” bebernya.
“Saya dulu terlibat kerja sama USK dengan Banda Aceh, kita ada program OVOP Namanya,” ungkap dia.
“Tapi kalau di daerah lain, jangankan one village one product, tapi one district one product pun belum ada,” kata Tarmizi.
Hal ini disampaikan Tarmizi dalam kunjungannya bersama Wakil Bupati Aceh Barat, Said Fadheil ke Kantor Harian Serambi Indonesia di Gampong Meunasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Minggu (6/7/2025).
Dalam kunjungan itu, Tarmizi dan Said disambut oleh Pemimpin Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur, Manager Produksi, Said Kamaruzzaman, Wakil Pemimpin Perusahaan, Firdaus Darwis, dan Asisten Manajer Iklan, Kurniadi.
Tarmizi juga mengungkap, khusus di wilayah Barat Selatan (Barsela) Aceh, produk unggulan yang sudah cukup dikenal hanya ada di Aceh Selatan, yakni produk turunan dari olahan pala.
Sementara di kabupaten lain nyaris tidak ada.
Sebab itu, Tarmizi mengaku terdorong untuk memunculkan produk-produk ekraf unggulan di Aceh Barat melalui program One District One Product.
“Nanti ada galerinya, ada kluster-klusternya di Kota Meulaboh. Nah di sinilah pusat semua produk unggulan khas Aceh Barat,” ujarnya.
Tarmizi berharap, program ini nantinya bisa terwujud dan berjalan dengan lancar sehingga mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat dan mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
“Semua kecamatan harus aktif dan di sinilah perlu kolaborasi dengan perusahaan, dengan menggunakan dana-dana CSR,” papar dia.
“Karena Aceh hari ini, khususnya Aceh Barat itu sumber dana sudah tidak ada lagi, baik dari pusat, provinsi maupun dari kabupaten,” jelasnya.
Tarmizi menambahkan, sebagai pasangan muda, dirinya bersama wakil bupati harus menjadi role model bagi masyarakat terutama kalangan anak muda.
Untuk itu, mereka sepakat untuk sama-sama menjalankan roda Pemerintahan Aceh Barat dengan kreatif.
“Saat ini kami fokus kerja, sebagai pasangan muda kita juga dituntut untuk menjadi role model,” ucap dia.
“Walaupun dalam perjalanan kita menemukan tantangan berat, mulai dari dana Otsus berkurang, efisiensi, dan bertambahnya angka kemiskinan,” beber Bupati.
“Sehingga kita sekarang itu harus berfikir di luar otak, kreatif dan inovatif,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Aceh Barat, Said Fadheil turut menyoroti terkait tahapan promosi produk ekraf unggulan yang perlu ditingkatkan dengan melibatkan media dan para konten kreator.
Menurutnya, di era serba digital saat ini, produk ekraf tidak lagi hanya perihal menciptakan atau memproduksi produk.
Tetapi juga harus menguasai cara mempromosikannya supaya dikenal dan menarik konsumen.
“Ekraf ini bukan hanya semata-semata menciptakan produk, tapi juga pada pengemasan dan promosi produknya,” tutur Said.
“Misalnya melibatkan media, influencer atau artis untuk mempromosikannya, jadi banyak orang tertarik dengan cara promosinya,” katanya.
“Karena untuk pengemasan inikan, kita juga harus mampu mengikuti bagaimana perkembangan zaman supaya tidak ketinggalan dengan produk orang,” tambahnya.
(*)
Ekonomiberitafuture
