News
Banjir Texas: 80 Tewas, 17 Helikopter Cari Anak Hilang di Sungai

AUSTIN, pinare.online–
Tim penyelamat di negara bagian Texas, Amerika Serikat (AS), terus berpacu dengan waktu pada Minggu (6/7/2025) untuk mencari puluhan orang yang hilang akibat banjir bandang.
Di antara korban hilang terdapat sejumlah anak-anak yang sedang mengikuti perkemahan musim panas di tepi Sungai Guadalupe.
Hingga kini, korban jiwa banjir Texas ialah 80 orang, menurut otoritas setempat. Sementara prakirawan cuaca memperingatkan kemungkinan banjir susulan di tengah kondisi tanah yang sudah jenuh air.
Presiden AS Donald Trump menyampaikan, dirinya berencana mengunjungi Texas pada Jumat.
Dalam pernyataannya kepada media, Trump menepis anggapan bahwa pemangkasan besar-besaran terhadap lembaga federal, termasuk Layanan Cuaca Nasional (NWS), berkontribusi pada lambatnya sistem peringatan dini.
Sebaliknya, Trump menyebut bencana ini sebagai "bencana 100 tahun" yang tidak dapat diprediksi siapa pun.
Banjir Texas: Puluhan anak-anak jadi korban
Di Kerr County, wilayah yang paling parah terdampak banjir, otoritas setempat melaporkan bahwa 40 orang dewasa dan 28 anak-anak telah ditemukan tewas. Sheriff Larry Leitha mengatakan, proses evakuasi dan pencarian korban masih terus berlangsung.
Sementara itu, Gubernur Texas Greg Abbott menyampaikan, terdapat 41 orang yang masih dinyatakan hilang di seluruh wilayah yang terdampak banjir.
"Anda akan melihat jumlah korban tewas meningkat hari ini," ujar Kepala Keamanan Publik Texas Freeman Martin dalam konferensi pers.
Sebanyak 17 helikopter dikerahkan untuk menyisir area-area terdampak, termasuk lokasi perkemahan Kristen Camp Mystic di tepi Sungai Guadalupe. Kamp tersebut dihuni sekitar 750 orang saat banjir menerjang pada Jumat malam.
Di lokasi kamp, air sungai yang meluap akibat hujan deras naik hingga ke puncak pohon dan atap kabin. Peristiwa tersebut terjadi saat para peserta perkemahan, yang sebagian besar adalah anak-anak perempuan, sedang tertidur. Beberapa di antaranya tersapu arus.
Pascabanjir, lokasi perkemahan menyisakan pemandangan memilukan. Selimut, boneka beruang, dan barang-barang pribadi lainnya ditemukan dalam kondisi berlumpur. Sebagian jendela kabin pecah akibat derasnya air yang menghantam bangunan.
Hujan deras dan ancaman banjir susulan
Menurut NWS, badai petir yang bergerak lambat masih berpotensi menyebabkan banjir bandang di Texas tengah.
Gubernur Abbott menyatakan, curah hujan yang tinggi bisa memicu banjir di Kerrville dan daerah sekitarnya. Warga diminta menjauhi sungai dan anak-anak sungainya yang masih meluap.
Bencana banjir ini bermula pada awal libur akhir pekan Hari Kemerdekaan AS, ketika curah hujan setara berbulan-bulan turun dalam hitungan jam. Sebagian besar hujan terjadi saat malam hari, ketika warga sedang tidur.
Dalam waktu hanya 45 menit, tinggi air Sungai Guadalupe melonjak hingga sekitar 8 meter, cukup untuk menenggelamkan bangunan dua lantai.
Duka dan upaya pencarian
Kawasan Texas selatan dan tengah, yang kerap disebut “Lorong Banjir Bandang”, memang rentan terhadap peristiwa semacam ini. Namun, para ilmuwan menegaskan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan intensitas dan frekuensi cuaca ekstrem, termasuk banjir bandang.
Pemerintah Texas juga memulai proses pembersihan puing-puing yang menghambat jalur transportasi dan memperlambat upaya penyelamatan.
"Ada puing-puing di mana-mana yang membuat jalan tidak bisa dilalui, yang membuat proyek rekonstruksi tidak dapat dicapai," ujar Gubernur Abbott.
Warga dari berbagai wilayah Texas turut berbondong-bondong membantu proses pencarian. Namun, pejabat setempat meminta warga untuk tidak menerbangkan drone pribadi karena dikhawatirkan mengganggu operasional helikopter penyelamat.
Salah satu pencarian difokuskan pada sekelompok perempuan muda yang berada di rumah dekat sungai dan terbawa arus. Adam dan Amber Durda, pasangan asal Texas berusia 45 tahun, berkendara selama tiga jam untuk turut membantu.
"Ada sekelompok anak berusia 20 tahun yang berada di sebuah rumah yang hanyut. Keluarga meminta bantuan kepada mereka, tetapi tentu saja, kami mencari siapa saja," kata Adam Durda kepada
AFP
.
Sementara itu, Justin Morales (36), anggota tim pencari, mengatakan bahwa ia telah menemukan tiga jenazah, termasuk seorang anak perempuan dari Camp Mystic.
"Kami senang bisa mengakhiri pencarian untuk keluarga ini, dan mudah-mudahan kami bisa terus mencari dan menemukan yang lainnya," ujarnya.
"Tujuan kami adalah membantu keluarga-keluarga mengakhiri ketidakpastian ini. Itulah alasan kami berada di sini," lanjut Morales.
Sosialberitafuture
