News
Warga Menangis Lihat Perut Ular 8 Meter yang Bengkak,Setelah Dibelah Semua Syok

pinare.online
– Sebuah peristiwa mengerikan terjadi di Buton Selatan, Sulawesi Tenggara.
Seorang pria yang diketahui berinisial LN dimangsa ular piton. Hal itu diketahui setelah warga menemukan seekor ular dengan kondisi perutnya membengkak.
Temuan ular tersebut berawal dari pencarian warga. Warga menemukan ular besar itu usai usaha mereka hendak memastikan keberadaan korban LN.
Korban sebelumnya diketahui berangkat ke kebun hendak memberi makan ayam. Namun, korban tak pernah pulang hingga memancing warga untuk mencari tahu keberadaannya.
Dari usaha yang dilakukan warga, didapati seekor ular dengan kondisi perutnya yang bengkak.
Dan warga menduga kuat isi perut ular itu adalah korban LN. Akhirnya warga berinisiatif membunuh ular tersebut dan kemudian membelah perut ular.
Apa kemudian yang terjadi ? Berikut cerita lengkapnya
Warga asal Lakulepa tewas dimangsa ular, di Kelurahan Majapahit, Kecamatan Batauga, Buton Selatan (Busel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (5/7/2025).
Kapolsek Batauga, AKP Masud Gunawan mengatakan korban saat pertama kali meninggalkan rumah berniat memberi pakan ternak ayam.
“Pada Jumat (4/7/2025), korban LN pergi ke kebun untuk memberi pakan ternak ayam, namun tidak kembali sampai besok harinya,” ungkapnya, Minggu (6/7/2025).
Kemudian dilakukan pencarian terhadap korban hingga 15.40 WITA warga menemukan ular sejauh 20 meter dari kebun korban.
"Warga kemudian curiga kalau korban sudah dimangsa ular, sehingga ular tersebut dibunuh dan perutnya dibelah, ternyata korban ditemukan dalam perut ular tersebut,” bebernya.
Berdasarkan video yang beredar di sosial media, tampak seseorang menangis histeris disamping tubuh ular.
Perut ular tampak membengkak seperti habis memakan sesuatu.
Video lainnya menampakkan perut ular sudah dibelah, serta menampakkan tubuh manusia di dalamnya.
“Sekira pukul 16.40 wita, korban dievakuasi ke rumah duka di Kelurahan Majapahit menggunakan ambulan,” ungkapnya.
Korban kemudian dimakamkan oleh keluarga.
Diberitakan sebelumnya, Viral seorang pria di Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tewas ditelan ular piton.
Insiden mengerikan tersebut terjadi di Kecamatan Batauga, Kabupaten Busel, pada Sabtu (5/7/2025) sore.
Panjang 8 Meter
Penampakan ular 8 meter di Kelurahan Majapahit, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) usai mangsa seorang warga.
Peristiwa yang menimpa seorang pria lansia berinisial LN (61) itu terjadi Sabtu (5/7/2025) sekira pukul 14.30 Wita.
Berdasarkan video viral berdurasi 1 menit 43 detik menampakkan kerumunan warga sedang membelah isi perut seekor ular.
Ular tersebut dibelah perlahan-lahan hingga tubuh korban LN berhasil terlihat.
Warga yang melakukan pembelahan mengeluarkan tubuh korban dari perut ular tersebut.
Terdengar jeritan duka dari masyarakat yang menyaksikan peristiwa tersebut.
Seorang warga, Ardi mengatakan awalnya melihat korban berangkat ke kebun menggunakan sepeda motor.
Korban berangkat sekira pukul 07.00 Wita pada Jumat (4/7/2025), namun belum kembali hingga Sabtu (5/7/2025).
Warga sempat melakukan pencarian, namun pada pukul 15.40 Wita korban ditemukan sudah dimangsa ular.
Korban ditemukan sudah berada dalam perut ular dengan panjang kurang lebih 8 meter.
Sekira pukul 16.20 Wita jenazah dievakuasi ke rumah duka.
Bisa Ular Lebih Kuat
Ajal takkan tahu kapan datangnya. Meskipun sduah berusaha untuk tetap menjaga diri, namun jika sudah janji itu datang maka siap-siap untuk dijemput yang Maha Kuasa.
Demikian juga seorang Damin (74). Di usianya yang renta itu, ia masih kuat dan masih beraktifitas. Damin seorang pencari ikan lele.
ia juga sudah berpengalaman dengan ular. Dimana Damin sudah beberapa akli dipatok ular.
Namun, naas baginya, kali ini bisa ular yang menggigitnya sangat tajam. Damin tak kuasa. Ia lemah dan akhirnya ditemukan meninggal dunia.
Ya, Damin yang merupakan warga Cibogo, Subang ditemukan kaku di tepi empang. Kuat dugaan ia tewas setelah dipatuk ular berbisa,
Warga Desa Cibogo tersebut ditemukan tewas di pinggir empang diduga kuat dipatuk ular berbisa, Jum’at (27/6/2025) sore sekitar pukul 17.00 WIB.
Korban ditemukan meninggal dunia di tepi empang milik warga di Kampung Handiwung, Desa Gembor, Kecamatan Pagaden, Subang.
Peristiwa tersebut sempat menggegerkan warga setempat yang ramai -ramai mendatangi TKP.
Korban yang sehari-hari dikenal sebagai pencari ikan Lele tersebut ditemukan terbujur kaku di lokasi kejadian.
Kapolsek Pagaden AKP Ikin Sodikin, melalui Kanit Reskrim, AKP Asep Rustandi, membenarkan peristiwa ini, korban ditemukan meninggal di pinggir Empang diduga sedang mencari ikan.
"Korban sudah dievakuasi ke Puskesmas Pagaden dan selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga," ujar AKP Asep, Jum’at (27/6/2025) malam.
Menurutnya, berdasarkan informasi yang dihimpun dari masyarakat, Darmin memang dikenal sebagai pencari ikan lele yang kerap menggunakan tangan terbuka untuk menyasar lubang-lubang tempat persembunyian lele.
"Kemungkinan saat menyasar lubang, dikira ikan lele, tapi ular, sehingga langsung mematuk tangannya," katanya.
AKP Asep menjelaskan bahwa insiden dipatuk ular ini bukanlah yang pertama kali dialami korban.
"Iya, almarhum sudah tiga kali dengan yang sekarang dipatuk ular di dalam lubang. Niatnya mencari ikan, malah ular yang dipegang sehingga mematuknya," jelasnya .
"Namun, kali ini, gigitan ular tersebut diduga memiliki bisa yang sangat mematikan hingga merenggut nyawa korban."imbuhnya.
Pihak kepolisian masih terus menyelidiki lebih lanjut penyebab pasti kematian Damin.
Dugaan sementara, korban meninggal dunia akibat dipatuk ular saat sedang beraktivitas mencari ikan lele.
"Kejadian ini menjadi pengingat akan bahaya yang mungkin mengintai di alam bebas, terutama bagi mereka yang berinteraksi," katanya.
Korban semalam sudah diserahkan ke pihak keluarga dan sudah dimakankan di pemakaman desa setempat.
" Pihak keluarga pun sudah menerima dengan ikhlas kematian korban sebagai sebuah takdir dari Allah SWT," pungkasnya
Akhirnya Temui Ajal
Kisah lainnya, tragis, Seorang pemburu ular ditemukan tewas di kebun sawit dengan kondisi telentang.
Kepalanya bersandar di gundukan tanah. Saat ditemukan pertamakali, warga tak menyangkap penyebabnya.
Namun, belekangan didapati bekas gigitan ( ular) dibagian pada mata kaki . Terang saja warga kemudianb bersepekulasi jika kematian korban akibat gigitan ular berbisa.
Sosok tersebut adalah Zainal (37). Ia merupakan warga Dusun Lingkun, Desa Penyampak, Kecamatan Tempilang, Bangka Barat.
Zainal ditemukan tewas mengenaskan di kebun sawit milik warga. Jasadnya ditemukan dalam posisi terlentang dengan kepala bersandar di gundukan tanah dan terdapat bekas luka gigitan pada mata kaki.
“Ditemukan sudah meninggal, kemudian warga melapor. Mereka kenal Zainal yang memburu ular untuk dijual,” kata Kepala Seksi Humas Polres Bangka Barat Iptu Yos Sudarso saat dihubungi, Senin (16/6/2025).
Yos menjelaskan, jasad Zainal pertama kali ditemukan oleh warga bernama Jum’ah (55) pada Minggu (15/6/2025), tidak jauh dari aliran bandar di kebun sawit milik warga bernama Pili.
“Perkiraan meninggal dua hari sebelumnya, sempat disangka hilang kemudian dicari warga sampai akhirnya ditemukan,” ujar Yos.
Menurut kesaksian sepupu korban, Kasani, Zainal terakhir terlihat pada Sabtu (14/6/2025). Saat itu, sepeda motor Zainal terparkir di pondok kebun dalam kondisi mesin masih panas. Namun, Zainal tidak terlihat di sekitar lokasi.
Di tempat itu juga ditemukan dua karung berisi ular hasil tangkapan. Karena curiga, Kasani lalu mengajak keluarga untuk melakukan pencarian hingga akhirnya jasad korban ditemukan keesokan harinya.
Menerima laporan dari warga, Polsek Tempilang bersama tenaga kesehatan dari Pustu Desa Penyampak mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal.
“Dari hasil pemeriksaan luar oleh petugas kesehatan, ditemukan dua bekas luka gigitan ular pada bagian bawah mata kaki kanan korban."
"Selain itu, kondisi tubuh korban juga sudah mulai membusuk. Diduga korban telah meninggal dunia sejak dua hari sebelumnya,” terang Yos.
Keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan menolak visum maupun autopsi. Jenazah langsung dimakamkan pada hari yang sama.
Polres Bangka Barat mengimbau masyarakat, khususnya yang beraktivitas di kebun atau hutan, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hewan liar, terutama ular berbisa. Polisi juga mengapresiasi peran aktif warga dalam pencarian dan pelaporan kejadian tersebut.
Kejadian ini tentu saja jadi pelajaran bagi kita semua. Bahwa tidak semudah yang diperkirakan ketika menangkap hewan berbisa.
Selalulah instropeksi dan gunakan peralatan yang memadai.
Cincang Ular
Seorang ibu di Desa Winning, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, mengalami nasib tragis pada Rabu malam, 9 April 2025.
Setelah tak kunjung kembali dari kebun, anak-anaknya melakukan pencarian dan menemukan sang ibu telah meninggal dunia akibat dililit ular piton.
Anak korban berinisial S (34) menuturkan bahwa ibunya memiliki kebiasaan pulang dari kebun antara pukul 16.00 hingga 17.00 WITA.
Identitas korban hingga kini belum diumumkan.
Namun, hingga pukul 18.00 WITA, ibunya belum juga kembali.
"Biasanya sudah pulang jam 4 atau jam 5 sore, ini sudah jam 6 belum pulang, makanya kita naik susul," ujar S.
Penemuan yang Mengejutkan
Adik S, yang sebelumnya pergi ke kebun bersama ibunya, menunggu di lokasi namun tidak menemukan ibunya.
Setelah memanggil S untuk membantu mencari, mereka akhirnya menemukan ibunya dalam keadaan mengenaskan, terlilit ular.
"Ibunya tengkurap dengan lilitan ular menutupi seluruh badan, yang terlihat hanyalah bagian kaki," jelas S.
Sontak, adik S berteriak dan meminta bantuan untuk memotong ular tersebut.
Dalam video amatir yang beredar, terlihat S menangis sambil memotong tubuh ular yang melilit ibunya.
"Ketakutan tidak lagi terbesit, perasaan berkecamuk melihat ibunya meninggal mengenaskan," ungkap S.
Duka Mendalam
Suasana duka menyelimuti rumah korban.
Keluarga yang ditinggalkan tampak berduka, dengan mata sembap akibat tangisan.
Suami korban terlihat masih menitikkan air mata atas kepergian istrinya.
S, yang menemukan ibunya pertama kali, masih sesekali menyeka air matanya saat melihat ayahnya bercerita tentang ibunya.
Ibunya kemudian dievakuasi dan dimakamkan dekat rumah duka pada Kamis, 10 April 2025.
Keluarga berharap agar kejadian tragis ini tidak terulang dan menjadi perhatian bagi masyarakat sekitar mengenai bahaya ular di kebun.(*)
Sosialberitafuture
