Bahagia di Perbatasan: Ayah TNI AL Menangis Saat Anaknya Jadi Paskibraka Nasional
pinare.online, NUNUKAN
– Matanya berkaca-kaca, suaranya bergetar, Serda Sutriyono (44), prajurit TNI AL yang sehari-hari berdinas sebagai Bintara Fasilitas Pangkalan di Lanal Nunukan, Kaltara tak bisa menyembunyikan haru saat menyampaikan rasa syukurnya.
Anak sulungnya, Bima Purnama Aji (16), siswa SMAN 1 Nunukan Selatan, dinyatakan lolos sebagai cadangan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ( Paskibraka) Tingkat Nasional 2025 mewakili Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
"Saya bangga sekali. Sedih karena terharu. Anak saya bisa di level ini. Saya tidak sangka sama sekali, meskipun di bangku cadangan, tapi bisa sampai ke tingkat nasional itu sudah luar biasa," ucap Serda Sutriyono kepada pinare.onlinedengan mata berkaca-kaca, pada Minggu (06/07/2025), sore.
Kabar kelolosan Bima Purnama bukan hanya mengejutkan, tapi juga menggetarkan hati keluarga.
Sang ayah mengaku sempat tak percaya saat Bima lolos seleksi Paskibraka tingkat provinsi dan masuk seleksi tingkat nasional.
Ia benar-benar percaya setelah mendengar langsung dari istrinya, Purnawati, seusai Bima mengabari ibunya lewat telepon.
Mereka bahkan menyaksikan pengumuman lolosnya Bima sebagai pasukan cadangan Paskibraka Nasional itu secara langsung melalui kanal YouTube pada 2 Juli 2025.
"Waktu disebut nama Bima sebagai cadangan putra, kami sekeluarga nonton bareng. Deg-degan saat peserta dari Kalimantan mulai disebut. Alhamdulillah, nama Bima disebut sebagai pasukan cadangan Paskibraka Nasional. Ibunya menangis. Saya ikut menangis," kata Sutriyono.
Dari Mimpi ke Provinsi, Lalu Menyentuh Pintu Nasional
Bima bukan anak yang ambisius berlebihan.
Bahkan sejak awal, Bima hanya membayangkan bisa lolos di tingkat provinsi.
"Dia (Bima) bilang ke saya, ‘Pak, saya yakin cuma bisa sampai provinsi’. Tapi saya bilang, jangan pesimis. Kalau Allah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin. Kamu hanya perlu doa dan berusaha semaksimal mungkin," ucap Sutriyono.
Sejak duduk di bangku SMP, Bima sudah aktif di lomba Peraturan Baris Berbaris (PBB).
Ia dan timnya tercatat pernah menyabet juara tim PBB di Kantor Imigrasi Nunukan dan meraih posisi Danton terbaik ketiga tingkat nasional pada ajang Piala Panglima TNI 2024.
Sebagai anak dari prajurit TNI AL, Bima tumbuh dalam disiplin dan doa.
"Saya cerewet soal waktu dan soal sholat. Bangun pagi, olahraga, manajemen waktu. Tapi saya tidak pernah paksa dia ikut militer. Bima sendiri yang bilang, ‘Pak Saya mau masuk Akmil TNI AL’. Itu kemauannya sendiri," tutur sang ayah, bangga.
Sutriyono tak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para guru Bima, pembina Paskibraka, dan Komandan TNI AL Nunukan yang sudah memberikan pembinaan dan dukungan hingga anak sulungnya itu sampai ke tingkat nasional.
"Saya sangat berterima kasih kepada guru-guru Bima, wali kelasnya, pembina Paskibraka yang sudah membina anak saya dengan baik. Terutama Komandan saya juga memberikan suport kepada Bima. Sebelum berangkat ke nasional, saya dan Bima menghadap Komandan untuk beri laporan sekaligus mohon doa restu untuk Bima," pungkasnya.
Prajurit, Pedagang, dan Ayah
Meski berdinas sebagai Bintara AL, kehidupan keluarga Sutriyono tetap membumi.
Di luar dinas, ia dan istrinya menjual bubur ayam dan pentolan demi mencukupi kebutuhan tiga anak laki-lakinya.
"Ini soal pengabdian. Kalau saya Tamtama yang sekolah Bintara, saya berharap anak saya bisa lebih tinggi," ungkap Sutriyono.
Tugas Belum Usai, Harapan Masih Menyala
Bima akan tetap bersiap dan menjalani pembinaan di tingkat provinsi.
Sebagai cadangan, ia bisa dipanggil kapan saja bila pasukan inti berhalangan.
"Pesan saya cuma satu kepada Bima. Jaga fisik, jaga mental, dan jangan pernah tinggalkan sholat. Apa pun yang terjadi ke depan, tetap bersyukur dan berusaha," imbuh Sutriyono.
Penulis: Febrianus Felis
Sosialberitafuture
