News
Fakta Flyover 90 Derajat di India: 8 Insinyur Dihukum, Desain Berubah 3 Kali

JAKARTA, pinare.online
– Pemerintah Negara Bagian Madhya Pradesh, India, memberhentikan sementara 8 insinyur yang terlibat dalam pembangunan flyover atau jembatan layang (
Rail Over Bridge
/ROB) dengan tikungan 90 derajat di daerah Aishbagh, Bhopal.
Proyek tersebut menjadi sorotan publik karena bentuk tikungannya yang dinilai membahayakan pengguna jalan.
Dilansir dari
The Economic Times
, 8 insinyur dari Departemen Pekerjaan Umum (Public Works Department/PWD) yang diberhentikan sementara terdiri dari 7 insinyur aktif dan 1 pensiunan insinyur pengawas. Mereka termasuk 2 kepala insinyur, sejumlah insinyur pelaksana, hingga staf teknis lainnya.
Kepala Menteri Madhya Pradesh, Mohan Yadav, menyatakan bahwa pihaknya telah memerintahkan penyelidikan atas proyek flyover tersebut.
"Saya menyadari kelalaian serius dalam pembangunan Aishbagh ROB dan memerintahkan penyelidikan. Berdasarkan laporan penyelidikan, tindakan telah diambil terhadap delapan insinyur PWD," kata Mohan melalui unggahan di akun X resminya.
Selain menjatuhkan sanksi kepada para insinyur, pemerintah juga memasukkan perusahaan konstruksi dan konsultan desain proyek ke dalam daftar hitam.
Siapa Saja yang Disanksi?
Dikutip dari
India TV
, berikut adalah nama-nama insinyur yang diberhentikan sementara:
- GP Verma – Kepala Insinyur
- Sanjay Khande – Kepala Insinyur
- Javed Shakeel – Insinyur Eksekutif
- Shabana Rajak – Insinyur Eksekutif (Desain)
- Sonal Saxena – Asisten Insinyur (Desain)
- Umashankar Mishra – Subinsinyur
- Ravi Shukla – Insinyur Kapal Selam
- MP Singh – Insinyur Pengawas (Pensiunan)
Selain itu, ada dua perusahaan yang turut disanksi dengan masuk daftar hitam, yakni M/s Puneet Chaddha (firma arsitektur) dan M/s Dynamic Consultant (konsultan desain).
Berapa Anggarannya?
Proyek jembatan layang ini menelan sekitar 200 juta rupee (setara Rp 3,4 miliar-Rp 3,8 miliar) dan ditujukan untuk meningkatkan konektivitas dari Mahamai Ka Bagh, Pushpa Nagar, area stasiun, hingga New Bhopal.
Proyek tersebut diperkirakan akan memberikan manfaat bagi sekitar 300.000 warga.
Mengapa Desain Itu Digunakan?
Seorang insinyur yang terlibat dalam proyek menyebut, keterbatasan lahan dan keberadaan stasiun metro di sekitar lokasi menjadi alasan utama desain tikungan tajam tersebut, dikutip dari
Times of India
dengan syarat anonim.
Seorang pejabat yang terkait juga pernah melakukan pembelaan senada atas kritikan masyarakat terhadap proyek jembatan layang dengan tikungan 90 derajat itu, seperti dikutip dari
Global Constructuion Review
.
Ia mengeklaim apabila ada kemungkinan lebih banyak lahan tersedia, sudut tikungan flyover bisa berubah menjadi kurva yang lebih mulus.
Desain Berubah 3 Kali
Dilansir dari
The Indian Express
, desain flyover telah mengalami 3 kali perubahan dalam 7 tahun terakhir karena perbedaan pendapat antara PWD dan Departemen Perkeretaapian.
Desain pertama disepakati pada Juli 2018 dengan kemiringan 45 derajat agar sesuai alinyemen jalan. Namun, Departemen Perkeretaapian menolak rencana karena seluruh pembangunan dilakukan di lahan rel, sehingga PWD menghentikan proses tender.
Pada September 2020, desain kedua disiapkan dengan memperhitungkan jalur Metro Rail. Gambar Penataan Umum (General Arrangement Drawing/GAD) baru disusun bersama dan mendapatkan persetujuan dari Metro Rail Corporation.
Namun pada 2023, sebelum proyek dilaksanakan, PWD mengaku menerima pemberitahuan dari Perkeretaapian soal ketidaksesuaian desain. Dalam catatan internal, PWD menyatakan bahwa Departemen Perkeretaapian tidak melakukan perubahan dan malah melanjutkan pembangunan di lokasi yang salah, membuat alinyemen PWD mendekati jalur Metro.
Sebagai hasilnya, desain ketiga disiapkan dengan membangun dermaga tambahan di belakang Dermaga Kereta Api. Pelat jembatan PWD ditopang oleh dermaga tambahan tersebut dan dihubungkan ke pelat milik Perkeretaapian.
Menurut GAD yang telah direvisi, seluruh pihak (PWD, Metro Rail, dan Perkeretaapian) dapat melanjutkan pembangunan sesuai batasan anggaran dan penyelarasan yang telah disepakati.
Di sisi lain, Departemen Perkeretaapian mengklaim bahwa mereka lebih dulu mengirimkan surat pada 4 April 2024, yang menyebutkan bagian jembatan yang dibangun PWD dan Perkeretaapian hampir tegak lurus, sehingga tidak memenuhi syarat fungsional dan keselamatan bagi pengguna jalan.
Teknologiberitafuture
