Connect with us

News

Fakta-fakta Banjir Terbesar di Mataram: Penyebab & Dampaknya

Fakta-fakta Banjir Terbesar di Mataram: Penyebab & Dampaknya


pinare.online

– Banjir menerjang Kota Mataram dan sekitarnya pada Minggu (6/7/2025) sore hingga malam.

Wali Kota Mataram Mohan Roliskana mengakui bencana ini menjadi yang terbesar.

"Ini adalah banjir yang terbesar dan tertinggi yang pernah terjadi," ucapnya di sela meninjau korban terdampak di Kecamatan Sandubaya.

Berikut ini sejumlah fakta banjir di Kota Mataram yang terjadi pada Minggu (6/7/2025) seperti dihimpun pinare.onlinehingga Senin (7/7/2025) pagi.


1. Tiga Sungai Utama Meluap

Mohan menyebut banjir dipicu curah hujan tinggi sejak siang sehingga membuat tiga sungai utama di Kota Mataram meluap.

Antara lain Sungai Anyar, Sungai Brenyok, dan Sungai Unus.

Perumahan di sekitar aliran sungan terendam dengan ketinggian air beragam mulai dari 50 sentimeter hingga 3 meter.

"Debit air dari tiga sungai meluap ke perumahan warga," papar Ketua DPD Golkar NTB ini.


2. Wilayah Paling Terdampak

Mohan mengungkap daerah paling parah terdampak banjir yakni Kekalik, Kecamatan Sekarbela; Selagalas dan Sweta, Kecamatan Cakranegara.

"Daerah bantaran sungai terdampak karena debit air yang cukup besar," sebut dia.

Sejumlah warga terdampak mengungsi di tempat aman seperti masjid, vihara, hotel, maupun rumah warga lainnya.

Dia meminta warga untuk tetap tenang dan tidak panik karena pemerintah berupaya cepat menangani korban terdampak.


3. Penyebab Banjir Menurut BMKG

Stasiun Meteorologi Kelas II Zainuddin Abdul Madjid atau BMKG ZAM Lombok mengungkap kondisi terkini prakiraan cuara di NTB.

Kepala Stasiun Meteorologi ZAM Satria Topan Primadi, mengungkapkan curah hujan tinggi pada Minggu (6/7/2025) pada mulai pukul 11.00 WITA untuk wilayah Mataram dan sebagian Lombok Tengah dengan intensitas sedang dan ringan.

Hal itu diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir besar yang menerjang wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat.

"Puncaknya pada pukul 13.00 WITA itu hujan dengan intensitas sedang sampai dengan lebat terjadi hampir di seluruh wilayah Pulau Lombok terutama di Mataram, Lombok Barat dan Lombok Tengah. Sehingga mungkin curah hujan yang tinggi tersebut mengalir ke wilayah sungai terutama di Sungai Ancar yang berada di sebelah perumahan Riverside," jelas Topan.

Intensitas hujan di Pulau Lombok berkisar antara 60-100 milimeter untuk hujan yang terjadi pada Minggu (6/7/2025).

Topan menyampaikan, Pihaknya mengingatkan untuk provinsi NTB di Pulau Lombok dan Sumbawa akan terjadi hujan selama tiga hari ke depan.

Sementara peluang hujan di  Sumbawa maupun Bima, potensi hujan juga ada namun dalam kategori warning.

"3 hari ke depan yang perlu diwaspadai adalah di wilayah perairan khususnya di Penyebrangan karena peluang angin kencang dan gelombang tinggi di wilayah perairan masih ad dan untuk kita yang berada di daratan untuk berhati-hati beraktivitas karena potensi luapan air sungai masih ada," jelas Topan.

Topan menyampaikan, wilayah Provinsi NTB secara umum memang memasuki  musim kemarau.

"Hanya saja untuk dinamika atmosfer saat ini kalau kita lihat dari perkembangannya untuk wilayah Selatan Indonesia termasuk NTB, Bali, NTT dan Jawa perlu diketahui bahwa labilitas udara memang dalam kondisi basah sehingga proses pembentukan awan itu sangat besar," jelas Topan.

Adanya gelombang magnetik yang memang saat ini sedang aktif sehingga sedikit banyak mempengaruhi peluang pertumbuhan hujan.

dilihat analisisnya bahwa pertumbuhan udara pada lapisan atas itu masih basah.

"Sehingga untuk wilayah selatan Indonesia khususnya NTB, Bali, NTT, Jawa itu masih ada hujan dan untuk wilayah Lombok sendiri itu mungkin 2-3 hari ini potensi hujan masih ada. Hari Minggu sampai Selasa ini. Untuk provinsi NTB, hujan yang paling banyak memang di Pulau Lombok," terang Topan.


4. Dampak Banjir

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Ahmadi mengatakan saat ini, tim gabungan sedang mengevakuasi warga terdampak.

"Kebutuhan mendesak makanan siap saji, air mineral, terpal, dan penerangan," jelasnya.

Ahmadi mengatakan, banjir terjadi di sebagian besar wilayah Kota Mataram meliputi empat kecamatan.

Yakni Kelurahan Sweta, Kecamatan Cakranegar; Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya; Kelurahan Kekalik Gerisak, Kecamatan Sekarbela; dan Pagutan Permai, Kecamatan Mataram.

"Banjir akibat curah hujan tinggi dan debit air yang meningkat hingga meluap ke permukiman warga," jelas Ahmadi.

Data sementara, 92 kepala keluarga terdampak di BTN Riverside, Kelurahan Selagalas, Kecamatan Cakranegara.

"Korban masih dalam proses pendataan," ucapnya dalam laporan kejadian bencana yang diterima pinare.onlinepukul 19.22 Wita.

Beberapa titik pengungsian juga sudah disiapkan di antaranya di Asrama Haji Kota Mataram tenda darurat di Sweta.

BPBD mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan, mengingat kondisi cuaca sampai saat ini masih turun hujan.


5. Amdal Perumahan Disorot

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal  meninjau langsung korban di perumahan Riverside Kelurahan Sweta Kecamatan Cakranegara, Minggu (6/7/2025).

Iqbal secara menyoroti penyebab banjir kali ini.

Menurutnya, banjir yang terjadi karena pembangunan perumahan yang berada di lokasi rawan.

“Ini masalah amdal juga, ya nanti kita akan lihat amdal-amdalnya di perumahan-perumahan ini,” ungkapnya.

Iqbal memberikan instruksi kepada seluruh tim tanggap bencana, baik Tim SAR, Basarnas, Lanal Mataram, Korem, Polda NTB, hingga BPBD.

“Semuanya ikut turun tangan, saya minta tadi begitu tahu curah hujan tinggi, Polda, Danrem, Lanal, semua siap tersedia termasuk BPBD dan Basarnaz,” ucap Iqbal.

“Ini keroyokan kita bantu pak Wali Kota Mataram, karena ini sama-sama tanggung jawab kita bersama,” lanjut dia.

Kepala Lingkungan Sweta Timur I Gede Bagus Ngurah mengatakan, banjir yang terjadi di Perumahan Riverside terjadi sejak pukul 16:00 Wita.

“Banjir datang dari arah Utara dikarenakan ada tanggul yang jebol hingga menyebabkan puluhan rumah di BTN Riverside ini terendam,” katanya.

Banjir bandang ini merupakan yang terparah yang terjadi di perumahan Sweta sejak 2008.


6. Air Datang Tiba-tiba

Rumah Singgah Endri Foundation di Lingkungan Turide Barat, Kelurahan Sandubaya, Kecamatan Sandubaya, Mataram menjadi lokasi yang terdampak banjir, Minggu (6/7/2025).

Berdasarkan pantauan Tribun Lombok, ketinggian banjir di Lingkungan Turide Barat sempat mencapai pusat orang dewasa dengan ketinggian sekitar 1,2 meter. Hingga saat ini, banjir masih menggenang dengan ketinggian lutut orang dewasa.

Akibat Banjir ini, sejumlah fasilitas elektronik yang ada di Rumah Singgah senja milik Endri Foundation rusak. Kerugian akibat banjir ini diperkirakan mencapai hingga Rp 20 juta lebih.

Endri Susanto kepada Tribun Lombok menceritakan detik-detik terjadinya banjir hingga melakukan evakuasi terhadap 20 penghuni rumah singgah miliknya.

Endri menyampaikan, awalnya memang ada banjir menggenang dengan ketinggian sekitar 40 CM. Saat itu belum masuk ke rumah-rumah warga.

"Sekitar pukul 17.30 WITA tiba-tiba ada semacam air atau banjir kiriman yang meluap dari sungai yang ada di rumah singgah kami. Air itu naik ke jalan, dari jalan masuk ke gang-gang dan rumah warga sehingga menutupi daratan," jelas Endri.

Endri memperkirakan puncak banjir karena luapan air sungai karena sebelum pukul 17.30 drainase masih berfungsi dengan normal.

Endri menyampaikan, pihaknya sudah melakukan evakuasi karena semua kamar tidur terendam semuanya. Semua pasien saat ini tidur seadanya dilantai.

Endri dan kawan-kawan melakukan evakuasi pasien yang sakit dengan membopong pasien ke lantai dua rumah singgah.

"Harapan saya kepada pemerintah ya kalau ada selimut, bantal, dan matras karena semua kasur kami basah. Makanan siap saji kalau ada pihak yang membantu saat iki. Kulkas rusak, pokoknya semuanya lah," jelas Endri.

Endri mengharapkan agar bantuan sesegera mungkin datang karena pihaknya merawat sekitar 7 orang sakit di Rumah Singgah Senja miliknya.


(*)

Sosialberitafuture

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *