Connect with us

News

Pelatihan Jurnalistik: Mahasiswa Harus Bisa Tulis Berita yang Menarik Publik Luar Akademisi


pinare.online

– Mahasiswa tidak hanya dituntut mampu menulis karya ilmiah, mereka juga dituntut memiliki kemampuan narasi dan kemampuan teknis menulis populer yang  bisa menjangkau audien yang lebih luas yang tidak terbatas di kalangan akademisi.

Hal itu dikemukakan Kaprodi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Drs. Yuswari O. Djemat, MA, Minggu, 6 Juli 2025 di Bandung.

Pernyataan Yuswari menanggapi acara Pelatihan Penulisan Jurnalistik yang berlangsung Jumat (4 Juli 2025) dan Sabtu (5 Juli 2025). Pelatihan tersebut diikuti mahasiswa jurusan HI Fisip Unjani Semester II, hasil kerjasama dengan Public Rising Institute.

“Bagi sarjana, apalagi ilmu sosial, mereka harus memiliki kemampuan narasi dan nulis dengan logika dan struktur yang bisa dimengerti oleh pembacanya, dan tidak hanya kemampuan menulis secara ilmiah dengan kaidah-kaidah akademisinya,” tutur Yuswari.

“Apalagi di semester akhir, mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan menulis ilmiah yakni untuk penulisan skripsi,” ujarnya menambahkan.

Yuswari memaparkan bahwa kegiatan pelatihan penulisan jurnalistik merupakan praktikum bagi mahasiswa, selain menulis karya ilmiah. Namun dia menegaskann bahwa untuk bisa menulis mahasiswa juga harus banyak membaca dan mencatat.

Dia mengakui bahwa pelatihan hanya dua hari saja dinilai tidaklah cukup, namun kegiatan yang telah berlangsung tersebut hanyalah permulaan. Yuswari berharap  setelah ini mahasiswa  akan berani menuangkan ide-idenya dalam bentuk tulisan yang bisa dibaca publik, bisa membuat tulisan kreatif di media digital, media sosial, termasuk untuk menulis menjadi sebuah buku.

Respon Mahasiswa

Yuswari berharap bahwa pelatihan penulisan jurnalistik ini akan menjadi kegiatan rutin bagi mahasiswa Jurusan HI di Fakultas Fisip Unjani Semester II.

Pelatihan penulisan jurnalistik menampilkan nara sumber yang pernah dan masih aktif sebagai jurnalis di berbagai media surat kabar maupun media digital. Materi pelatihan yang diberikan di hari pertama berupa teori penulisan dan kebahasaan. Sedang hari kedua menyajikan praktik penulisan feature yang diikuti dengan pembahasannya.

Direktur Public Rising Institute, Aji Pamoso mengatakan, pelatihan ini bermaksud untuk menambah wawasan kepada mahasiswa bahwa mereka tak hanya dituntut mampu menulis karya ilmiah namun juga cara penulisan populer.

“Mengingat pentingnya tujuan yang ingin dicapai, kami berharap kerjasama ini juga bisa terus berlanjut,” ujarnya.

Tanggapan positif juga diperlihatkan para peserta yang tekun mengikuti pelatihan yang berlangsung dua hari tersebut.

Rizky Pratama mengakui dari kegiatan pelatihan penulisan jurnalistik tersebut, dia mendapatkan pengetahuan tentang perbedaan penulisan karya ilmiah dan karya tulis artikel.

“Sebelumnya saya sudah belajar penulisan artikel ilmiah, tapi sekarang belajar cara menulis untuk media. Karya tulis artikel harus semenarik mungkin dan dari tata bahasanya juga beda. Ini informative dan sangat membantu,” ujarnya.

Hal senada juga dikemukakan Zahra bahwa pelatihan penulisan jurnalistik ini sangat membantu. Kegiatan tersebut dinilainya telah memberikan wawasan yang sangat penting tentang bagaimana menulis selain untuk karya imliah.

“Bahwa mahasiswa juga harus punya kemampuan menulis dengan audien yang jauh lebih luas dari kalangan akademisi,” ujarnya.

Sedangkan Cintya Dwi Andini berharap setelah mengikuti pelatihan penulisan jurnalistik ini, ke depannya bisa memacu dirinya juga untuk bisa menulis artikel yang bisa dimuat di media massa. ***

Pendidikanjurnalistikfuture

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *